Tata
Cara Pemberian Pakan Kelinci
Kelinci memiliki kemampuan biologis yang tinggi, selang beranak pendek,
mampu beranak banyak, dapat hidup dan berkembang biak dari limbah pertanian dan
hijauan. Tersedianya hijauan berupa rumput, leguminosa, berbagai jenis herba,
dan limbah sayuran seperti daun wortel, kobis serta limbah pertanian seperti
dedak, onggok, ampas tahu dan lain-lain di daerah beriklim tropis seperti
Indonesia, merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan
kelinci. Talaksana pemberian pakan yang berorientasi pada kebutuhan kelinci dan
ketersediaan bahan pakan merupakan upaya yang tepat untuk meningkatkan produktivitas
ternak kelinci. tatalaksana pemberian pakan meliputi pemilihan jenis bahan baku
pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan dan pola pemberian pakan.
Kebutuhan protein pada kelinci berkisar antara 12 s/d 18%. Tertinggi pada fase menyusui (18%) dan terendah pada dewasa (12 %). Kebutuhan bahan kering pakan berdasarkan periode
pemeliharaan berturut-turut muda bobot 1,8?3,2 kg (112?173 g/ekor/hari), dewasa bobot 2,3?6,8 kg (92?204 g/ekor/hari), induk bunting bobot 2,3?6,8 kg (115-251 g/ekor/hari) dan induk menyusui dengan 7 anak bobot 4,5 kg (520 g/ekor/hari).
Jenis-jenis hijauan yang dapat diberikan sebagai pakan kelinci diantaranyarumput lapangan, daun ubi jalar, daun singkong, daun wortel, daun kangkung, kobis, daun turi dan lamtoro, dedak, bungkil kelapa, ampas tahu, ampas tapioka, ubi jalar, dan ubi kayu merupakan bahan pakan produk pertanian yang dapat diberikan pada ternak kelinci. Diantara bahan pakan inkonvensional, daun rami dengan tingkat pemberian sampai 30 % dan ampas teh dengan tingkat pemberian 40%, dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan kelinci.
Pelayuan dan pencacahan pada hijauan merupakan perlakuan terbaik sebelum diberikan pada
ternak. Perebusan atau pencampuran dengan air panas pada konsentrat dapat meningkatkan
kualitas pakan dan mempercepat pertumbuhan kelinci. Waktu pemberian pakan yang paling baik adalah pkl 18:00–06:00 WIB. Pemberian air minum secara ad libitum (secara bebas dan terus menerus sampai kelinci itu berhenti sendiri sesuai keinginan) dapat memperlancar proses pencernaan. Melalui penerapan tatalaksana pemberian pakan secara keseluruhan yang meliputi pemilihan jenis bahan pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan dan penerapan pola pemberian pakan, produktivitas ternak kelinci dapat ditingkatkan guna menunjang agribisnis ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan.
Pakan merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap tinggi
rendahnya produktivitas ternak. Penerapan tatalaksana pemberian pakan, yang berorientasi
pada kebutuhan kelinci dan ketersediaan bahan pakan, merupakan upaya yang tepat untuk
meningkatkan produktivitas ternak kelinci secara efisien. Hasil-hasil penelitian menunjukkan, melalui penerapan tatalaksana pemberian pakan berdasarkan ketersediaan sumber bahan pakan yang meliputi pemilihan jenis bahan pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan, dan pengaturan pola pemberian pakan produktivitas ternak kelinci dapat ditingkatkan.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang benar tentang
tatalaksana pemberian pakan pada ternak kelinci sehingga dapat dipakai sebagai acuan oleh
peternak dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak kelinci guna menunjang agribisnis
ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan KEBUTUHAN GIZI.
Pemberian pakan harus mengacu kepada kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh kelinci.
Berdasarkan tiga sumber referensiv kebutuhan zat gizi pakan bervariasi.kebutuhan protein kelinci berkisar antara 12?18%, tertinggi pada fase menyusui (18%) dan terendah pada dewasa (12%), kebutuhan serat kasar induk menyusui, bunting dan muda (10?12%), kebutuhan serat kasar kelinci dewasa (14%) sedangkan kebutuhan lemak pada setiap
periode pemeliharaan tidak berbeda (2%) (Tabel 1).
A. KEBUTUHAN BAHAN KERING
Jumlah pakan yang diberikan harus memenuhi jumlah yang dibutuhkan oleh kelinci sesuai
dengan tingkat umur/bobot badan kelinci. Pemberian pakan ditentukan berdasarkan kebutuhan bahan kering. Jumlah pemberian pakan bervariasi bergantung pada periode pemeliharaan dan dan bobot badan kelinci (Tabel 2). Kebutuhan bahan kering pakan berdasarkan periode pemeliharaan berturut-turut muda bobot badan 1,8?3,2 kg (112?173 g/ekor/hari), dewasa bobot badan 2,3?6,8 kg (92?204 g/ekor/hari), induk bunting bobot badan 2,3?6,8 kg (115?251 g/ekor/hari) dan induk menyusui dengan 7 anak bobot badan 4,5 kg (520g/ekor/hari).
B. PEMILIHAN JENIS BAHAN PAKAN
SITORUS (1982) melaporkan hijauan merupakan bahan pakan utama yang diberikan oleh
peternak kelinci di Jawa dengan jumlah pemberian mencapai 80–90% dari total ransum. Jenisjenis hijauan yang dapat diberikan sabagai pakan kelinci diantaranya rumput lapangan, daun ubi jalar, daun pisang, daun singkong, daun wortel, daun kangkung, kobis, daun turi dan lamtoro. Hijauan yang saya berikan pada tiap har nya,jadi gak selalu wortel/ rerumputan terus yang di berikan pada kelinci kesayangan kita, suapaya kelinci kita tidak merasakan kebosanan pada pakan sehari-hari. melaporkan bahwa ketela rambat dan rumput lapangan merupakan hijauan yang paling baik untuk diberikan pada kelinci. Dari hasil pengamatannya terdapat petunjuk untuk menggunakan hijauan ketela rambat dalam bentuk kering, sehingga jumlah konsumsi bahan kering dapat terjamin. Ternyata daun wortel mempunyai potensi yang baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan kelinci di daerah padat penduduk (lahan sempit) seperti di perkotaan. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah pemanfaatan bahan pakan berasal limbah pertanian yang tersedia, murah dan memiliki potensi untuk dimanfaatkan oleh kelinci. tingkat pemberian 10%. Konsentrat untuk bahan pakan kelinci dapat berupa pellet
Kebutuhan protein pada kelinci berkisar antara 12 s/d 18%. Tertinggi pada fase menyusui (18%) dan terendah pada dewasa (12 %). Kebutuhan bahan kering pakan berdasarkan periode
pemeliharaan berturut-turut muda bobot 1,8?3,2 kg (112?173 g/ekor/hari), dewasa bobot 2,3?6,8 kg (92?204 g/ekor/hari), induk bunting bobot 2,3?6,8 kg (115-251 g/ekor/hari) dan induk menyusui dengan 7 anak bobot 4,5 kg (520 g/ekor/hari).
Jenis-jenis hijauan yang dapat diberikan sebagai pakan kelinci diantaranyarumput lapangan, daun ubi jalar, daun singkong, daun wortel, daun kangkung, kobis, daun turi dan lamtoro, dedak, bungkil kelapa, ampas tahu, ampas tapioka, ubi jalar, dan ubi kayu merupakan bahan pakan produk pertanian yang dapat diberikan pada ternak kelinci. Diantara bahan pakan inkonvensional, daun rami dengan tingkat pemberian sampai 30 % dan ampas teh dengan tingkat pemberian 40%, dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan kelinci.
Pelayuan dan pencacahan pada hijauan merupakan perlakuan terbaik sebelum diberikan pada
ternak. Perebusan atau pencampuran dengan air panas pada konsentrat dapat meningkatkan
kualitas pakan dan mempercepat pertumbuhan kelinci. Waktu pemberian pakan yang paling baik adalah pkl 18:00–06:00 WIB. Pemberian air minum secara ad libitum (secara bebas dan terus menerus sampai kelinci itu berhenti sendiri sesuai keinginan) dapat memperlancar proses pencernaan. Melalui penerapan tatalaksana pemberian pakan secara keseluruhan yang meliputi pemilihan jenis bahan pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan dan penerapan pola pemberian pakan, produktivitas ternak kelinci dapat ditingkatkan guna menunjang agribisnis ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan.
Pakan merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap tinggi
rendahnya produktivitas ternak. Penerapan tatalaksana pemberian pakan, yang berorientasi
pada kebutuhan kelinci dan ketersediaan bahan pakan, merupakan upaya yang tepat untuk
meningkatkan produktivitas ternak kelinci secara efisien. Hasil-hasil penelitian menunjukkan, melalui penerapan tatalaksana pemberian pakan berdasarkan ketersediaan sumber bahan pakan yang meliputi pemilihan jenis bahan pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan, dan pengaturan pola pemberian pakan produktivitas ternak kelinci dapat ditingkatkan.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang benar tentang
tatalaksana pemberian pakan pada ternak kelinci sehingga dapat dipakai sebagai acuan oleh
peternak dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak kelinci guna menunjang agribisnis
ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan KEBUTUHAN GIZI.
Pemberian pakan harus mengacu kepada kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh kelinci.
Berdasarkan tiga sumber referensiv kebutuhan zat gizi pakan bervariasi.kebutuhan protein kelinci berkisar antara 12?18%, tertinggi pada fase menyusui (18%) dan terendah pada dewasa (12%), kebutuhan serat kasar induk menyusui, bunting dan muda (10?12%), kebutuhan serat kasar kelinci dewasa (14%) sedangkan kebutuhan lemak pada setiap
periode pemeliharaan tidak berbeda (2%) (Tabel 1).
A. KEBUTUHAN BAHAN KERING
Jumlah pakan yang diberikan harus memenuhi jumlah yang dibutuhkan oleh kelinci sesuai
dengan tingkat umur/bobot badan kelinci. Pemberian pakan ditentukan berdasarkan kebutuhan bahan kering. Jumlah pemberian pakan bervariasi bergantung pada periode pemeliharaan dan dan bobot badan kelinci (Tabel 2). Kebutuhan bahan kering pakan berdasarkan periode pemeliharaan berturut-turut muda bobot badan 1,8?3,2 kg (112?173 g/ekor/hari), dewasa bobot badan 2,3?6,8 kg (92?204 g/ekor/hari), induk bunting bobot badan 2,3?6,8 kg (115?251 g/ekor/hari) dan induk menyusui dengan 7 anak bobot badan 4,5 kg (520g/ekor/hari).
B. PEMILIHAN JENIS BAHAN PAKAN
SITORUS (1982) melaporkan hijauan merupakan bahan pakan utama yang diberikan oleh
peternak kelinci di Jawa dengan jumlah pemberian mencapai 80–90% dari total ransum. Jenisjenis hijauan yang dapat diberikan sabagai pakan kelinci diantaranya rumput lapangan, daun ubi jalar, daun pisang, daun singkong, daun wortel, daun kangkung, kobis, daun turi dan lamtoro. Hijauan yang saya berikan pada tiap har nya,jadi gak selalu wortel/ rerumputan terus yang di berikan pada kelinci kesayangan kita, suapaya kelinci kita tidak merasakan kebosanan pada pakan sehari-hari. melaporkan bahwa ketela rambat dan rumput lapangan merupakan hijauan yang paling baik untuk diberikan pada kelinci. Dari hasil pengamatannya terdapat petunjuk untuk menggunakan hijauan ketela rambat dalam bentuk kering, sehingga jumlah konsumsi bahan kering dapat terjamin. Ternyata daun wortel mempunyai potensi yang baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan kelinci di daerah padat penduduk (lahan sempit) seperti di perkotaan. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah pemanfaatan bahan pakan berasal limbah pertanian yang tersedia, murah dan memiliki potensi untuk dimanfaatkan oleh kelinci. tingkat pemberian 10%. Konsentrat untuk bahan pakan kelinci dapat berupa pellet
(pakan
buatan pabrik), atau campuran beberapa bahan pakan diantaranya dedak, bungkil
kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas tapioka, bulgur, pakan starter
ayam, ubi jalar dan ubi kayu. Pemilihan jenis bahan konsentrat tergantung
kepada tujuan, sistem pemeliharaan dan ketersediaan bahan pakan di masing-masing
daerah.
C. POLA PEMBERIAN PAKAN
Imbangan hijauan dan konsentrat
Untuk mendukung kecukupan gizi yang seimbang pemberian hijauan perlu diimbangi dengan
konsentrat. Pada peternakan kelinci intensif hijauan diberikan 60–80%, sisanya konsentrat. Ada juga yang memberikan 60% kosentrat dan sisanya hijauan). Pakan komersial
bentuk pellet yang merupakan campuran hijauan dan kosentrat pada peternakan intensif dibuat
dengan imbangan 50–60% hijauan, 50–40%. Dalam kaitannya dengan pemberian kosentrat,
ternak kelinci Rex yang diberi rumput lapang ad libitum (100%) dan rumput lapang ada libitum ditambah konsentrat, hasil penelitian menunjukkan bahwa performans produksi terbaik ditunjukkan oleh pemberian rumput lapang ad libitum + 60 g kosentrat dengan pertambahan bobot badan sebesar 1191 g/ekor, selama 12 minggu sedangkan pada ternak kelinci yang diberikan rumput lapangan ada libitum tanpa konsentrat, pertambahan bobot badannya hanya sebesar 610 g/ekor dalam waktu yang sama. Bentuk pakan yang diberikan pada kelinci bergantung pada tujuan dan sistem pemeliharaan. Pada beberapa peternakan intensif memformulasikan hijauan dan konsentrat dalam bentuk “pellet” sehingga komposisi bahan keringnya lebih akurat dan peternak tidak perlu lagi memberikan hijuan dalam bentuk segar atau tambahan pakan lain. Namun kendalanya bagi peternak kecil biaya proses pembuatan pellet ini cukup mahal. Untuk kondisi peternak kecil di pedesaan pemberian pakan dengan mengutamakan pemberian beragam
jenis hijauan dan limbah sebagai tambahan seperti dedak, ampas tahu, onggok dan limbah
pertanian lainnya adalah alternatif yang paling memungkinkan dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak kelinci secara efisien.
C. POLA PEMBERIAN PAKAN
Imbangan hijauan dan konsentrat
Untuk mendukung kecukupan gizi yang seimbang pemberian hijauan perlu diimbangi dengan
konsentrat. Pada peternakan kelinci intensif hijauan diberikan 60–80%, sisanya konsentrat. Ada juga yang memberikan 60% kosentrat dan sisanya hijauan). Pakan komersial
bentuk pellet yang merupakan campuran hijauan dan kosentrat pada peternakan intensif dibuat
dengan imbangan 50–60% hijauan, 50–40%. Dalam kaitannya dengan pemberian kosentrat,
ternak kelinci Rex yang diberi rumput lapang ad libitum (100%) dan rumput lapang ada libitum ditambah konsentrat, hasil penelitian menunjukkan bahwa performans produksi terbaik ditunjukkan oleh pemberian rumput lapang ad libitum + 60 g kosentrat dengan pertambahan bobot badan sebesar 1191 g/ekor, selama 12 minggu sedangkan pada ternak kelinci yang diberikan rumput lapangan ada libitum tanpa konsentrat, pertambahan bobot badannya hanya sebesar 610 g/ekor dalam waktu yang sama. Bentuk pakan yang diberikan pada kelinci bergantung pada tujuan dan sistem pemeliharaan. Pada beberapa peternakan intensif memformulasikan hijauan dan konsentrat dalam bentuk “pellet” sehingga komposisi bahan keringnya lebih akurat dan peternak tidak perlu lagi memberikan hijuan dalam bentuk segar atau tambahan pakan lain. Namun kendalanya bagi peternak kecil biaya proses pembuatan pellet ini cukup mahal. Untuk kondisi peternak kecil di pedesaan pemberian pakan dengan mengutamakan pemberian beragam
jenis hijauan dan limbah sebagai tambahan seperti dedak, ampas tahu, onggok dan limbah
pertanian lainnya adalah alternatif yang paling memungkinkan dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak kelinci secara efisien.
1. Pemberian
hijauan
Sebelum
diberikan pada ternak hijauan sebaiknya dilayukan terlebih dahulu dengan cara membiarkan/diangin-anginkan
pada ruangan sekitar kandang. Zat toksik pada beberapa hijauan seperti adanya
HCN pada daun singkong dapat membahayakan kesehatan ternak. Melalui proses pelayuan
zat toksik yang terkandung pada hijauan dapat dikurangi. Selain itu pelayuan
dapat menurunkan kadar air hijauan yang sangat basah, dimana hijauan yang basah
dapat mengakibatkan kembung (bloat) dan mencret (enteritis) pada kelinci.Diantara
jenis hijauan ada yang sangat bergetah bahkan ada struktur hijauan yang dapat menyebabkan
gatal-gatal dan merusak mulut kelinci,Untuk mengatasi hal tersebut dapat
dilakukan pencacahan. Pencacahan dilakukan dengan memotong-motong
hijauan sepanjang 2/3 cm dengan cara manual atau mekanis. Melalui proses pencacahan tekstur hijauan yang kasar dan getah hijauan dapat dikurangi.
2. Pemberian konsentrat
Konsentrat yang akan diberikan dipilih dari bahan yang disukai, mudah didapat dan tersedia
secara kontinyu. Konsentrat harus bersih, tidak rusak, tidak berjamur. Konsentrat diberikan pada tempat pakan yang mudah dijangkau oleh kelinci. Tempat pakan harus selalu dijaga
kebersihannya, sisa pakan yang sudah berjamur segera dibuang. Kecuali bentuk pellet atau crumble, konsentrat bentuk all mash (tepung) sebaiknya dicampur dengan air panas atau diseduh kemudian dikepal-kepal, selain bermanfaat untuk membunuh organisme penyebab penyakit yang mungkin ada, juga dapat mengaktifkan enzym inhibitor yang
dapat mengurangi kualitas dari konsentrat tersebut. Sebaliknya pemberian konsentrat kering menyebabkan kelinci sering berbangkis dan menyebabkan intake makanan rendah.
Kelinci yang mendapat pakan dari gandum yang telah dikukus menunjukkan pertumbuhan lebih cepat.
3. Pemberian air minum
Air sangat diperlukan untuk melancarkan makanan dalam saluran pencernaan, terlebih lagi
terkait dengan produksi susu bagi induk yang sedang menyusui, Air minum diberikan secara adlibitum. Pemberian dapat dilakukan dengan menyediakan tempat minum pada masing-masing kandang. Pada beberapa peternakan intesif air minum diberikan dengan
sistem nipple yang diinstalasikan pada masing-masing kandang.
Untuk kondisi pedesaan tempat minum dapat dibuat dari bahan yang murah dan mudah didapat misalnya dari bahan plastik yang dilapisi semen sebagai pemberat agar tidak mudah tumpah. Waktu pemberian pakan Walaupun pakan kelinci diberikan secara tak terbatas (adlibitum), namun pemberian secara berangsur angsur dengan pengaturan waktu yang tepat akan lebih mengefisienkan dan mengefektifkan jumlah pakan yang diberikan. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari. Konsentrat diberikan pada pagi hari sekitar pkl 10:00 setelah pembersihan kandang dan 1/3 bagian hijauan diberikan pada siang hari sekitar pkl 13:00 dan 2/3 bagian hijauan diberikan pada sore hari sekitar pkl 18:00. Mengingat kelinci termasuk binatang malam (noctural), dimana aktivitasnya lebih banyak dilakukan pada malam hari, maka pemberian volume pakan terbanyak pada sore hari sampai malam hari. melaporkan kelinci yang diberi pakan dari pkl 18:00–06:00 bobot badannya lebih tinggi dibanding kelinci yang diberi pakan dari pkl. 06:00–18:00.
KESIMPULAN
Penerapan tatalaksana pemberian pakan secara keseluruhan yang meliputi pemilihan jenis bahan pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan dan pengaturan pola pemberian pakan secara tepat sangat menuntut kesungguhan peternak dalam melaksanakannya.
Bahan-baku pakan sebaiknya yang tersedia dan mudah diperoleh di daerah pemeliharaan dengan harga murah. Produktivitas ternak kelinci dapat dioptimalkan guna menunjang pengembangan agribisnis ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan.
Sumber: Peternak Kelinci PROBOLINGGO. Dusun Mangar(RT.015-RW.004),Desa PENDIL,Kec.Banyuanyar.“FADIEL JAKFAR ASSODIQ”
hijauan sepanjang 2/3 cm dengan cara manual atau mekanis. Melalui proses pencacahan tekstur hijauan yang kasar dan getah hijauan dapat dikurangi.
2. Pemberian konsentrat
Konsentrat yang akan diberikan dipilih dari bahan yang disukai, mudah didapat dan tersedia
secara kontinyu. Konsentrat harus bersih, tidak rusak, tidak berjamur. Konsentrat diberikan pada tempat pakan yang mudah dijangkau oleh kelinci. Tempat pakan harus selalu dijaga
kebersihannya, sisa pakan yang sudah berjamur segera dibuang. Kecuali bentuk pellet atau crumble, konsentrat bentuk all mash (tepung) sebaiknya dicampur dengan air panas atau diseduh kemudian dikepal-kepal, selain bermanfaat untuk membunuh organisme penyebab penyakit yang mungkin ada, juga dapat mengaktifkan enzym inhibitor yang
dapat mengurangi kualitas dari konsentrat tersebut. Sebaliknya pemberian konsentrat kering menyebabkan kelinci sering berbangkis dan menyebabkan intake makanan rendah.
Kelinci yang mendapat pakan dari gandum yang telah dikukus menunjukkan pertumbuhan lebih cepat.
3. Pemberian air minum
Air sangat diperlukan untuk melancarkan makanan dalam saluran pencernaan, terlebih lagi
terkait dengan produksi susu bagi induk yang sedang menyusui, Air minum diberikan secara adlibitum. Pemberian dapat dilakukan dengan menyediakan tempat minum pada masing-masing kandang. Pada beberapa peternakan intesif air minum diberikan dengan
sistem nipple yang diinstalasikan pada masing-masing kandang.
Untuk kondisi pedesaan tempat minum dapat dibuat dari bahan yang murah dan mudah didapat misalnya dari bahan plastik yang dilapisi semen sebagai pemberat agar tidak mudah tumpah. Waktu pemberian pakan Walaupun pakan kelinci diberikan secara tak terbatas (adlibitum), namun pemberian secara berangsur angsur dengan pengaturan waktu yang tepat akan lebih mengefisienkan dan mengefektifkan jumlah pakan yang diberikan. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari. Konsentrat diberikan pada pagi hari sekitar pkl 10:00 setelah pembersihan kandang dan 1/3 bagian hijauan diberikan pada siang hari sekitar pkl 13:00 dan 2/3 bagian hijauan diberikan pada sore hari sekitar pkl 18:00. Mengingat kelinci termasuk binatang malam (noctural), dimana aktivitasnya lebih banyak dilakukan pada malam hari, maka pemberian volume pakan terbanyak pada sore hari sampai malam hari. melaporkan kelinci yang diberi pakan dari pkl 18:00–06:00 bobot badannya lebih tinggi dibanding kelinci yang diberi pakan dari pkl. 06:00–18:00.
KESIMPULAN
Penerapan tatalaksana pemberian pakan secara keseluruhan yang meliputi pemilihan jenis bahan pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan dan pengaturan pola pemberian pakan secara tepat sangat menuntut kesungguhan peternak dalam melaksanakannya.
Bahan-baku pakan sebaiknya yang tersedia dan mudah diperoleh di daerah pemeliharaan dengan harga murah. Produktivitas ternak kelinci dapat dioptimalkan guna menunjang pengembangan agribisnis ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan.
Sumber: Peternak Kelinci PROBOLINGGO. Dusun Mangar(RT.015-RW.004),Desa PENDIL,Kec.Banyuanyar.“FADIEL JAKFAR ASSODIQ”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar