Selasa, 16 April 2013

Pemberian Pakan Peternak Kelinci Probolinggo



Tata Cara Pemberian Pakan Kelinci
Kelinci memiliki kemampuan biologis yang tinggi, selang beranak pendek, mampu beranak banyak, dapat hidup dan berkembang biak dari limbah pertanian dan hijauan. Tersedianya hijauan berupa rumput, leguminosa, berbagai jenis herba, dan limbah sayuran seperti daun wortel, kobis serta limbah pertanian seperti dedak, onggok, ampas tahu dan lain-lain di daerah beriklim tropis seperti Indonesia, merupakan potensi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan kelinci. Talaksana pemberian pakan yang berorientasi pada kebutuhan kelinci dan ketersediaan bahan pakan merupakan upaya yang tepat untuk meningkatkan produktivitas ternak kelinci. tatalaksana pemberian pakan meliputi pemilihan jenis bahan baku pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan dan pola pemberian pakan.
Kebutuhan protein pada kelinci berkisar antara 12 s/d 18%. Tertinggi pada fase menyusui (18%) dan terendah pada dewasa (12 %). Kebutuhan bahan kering pakan berdasarkan periode
pemeliharaan berturut-turut muda bobot 1,8?3,2 kg (112?173 g/ekor/hari), dewasa bobot 2,3?6,8 kg (92?204 g/ekor/hari), induk bunting bobot 2,3?6,8 kg (115-251 g/ekor/hari) dan induk menyusui dengan 7 anak bobot 4,5 kg (520 g/ekor/hari).
Jenis-jenis hijauan yang dapat diberikan sebagai pakan kelinci diantaranyarumput lapangan, daun ubi jalar, daun singkong, daun wortel, daun kangkung, kobis, daun turi dan lamtoro, dedak, bungkil kelapa, ampas tahu, ampas tapioka, ubi jalar, dan ubi kayu merupakan bahan pakan produk pertanian yang dapat diberikan pada ternak kelinci. Diantara bahan pakan inkonvensional, daun rami dengan tingkat pemberian sampai 30 % dan ampas teh dengan tingkat pemberian 40%, dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan kelinci.
Pelayuan dan pencacahan pada hijauan merupakan perlakuan terbaik sebelum diberikan pada
ternak. Perebusan atau pencampuran dengan air panas pada konsentrat dapat meningkatkan
kualitas pakan dan mempercepat pertumbuhan kelinci. Waktu pemberian pakan yang paling baik adalah pkl 18:00–06:00 WIB. Pemberian air minum secara ad libitum (secara bebas dan terus menerus sampai kelinci itu berhenti sendiri sesuai keinginan) dapat memperlancar proses pencernaan. Melalui penerapan tatalaksana pemberian pakan secara keseluruhan yang meliputi pemilihan jenis bahan pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan dan penerapan pola pemberian pakan, produktivitas ternak kelinci dapat ditingkatkan guna menunjang agribisnis ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan.
Pakan merupakan salah satu faktor lingkungan yang sangat berpengaruh terhadap tinggi
rendahnya produktivitas ternak. Penerapan tatalaksana pemberian pakan, yang berorientasi
pada kebutuhan kelinci dan ketersediaan bahan pakan, merupakan upaya yang tepat untuk
meningkatkan produktivitas ternak kelinci secara efisien. Hasil-hasil penelitian menunjukkan, melalui penerapan tatalaksana pemberian pakan berdasarkan ketersediaan sumber bahan pakan yang meliputi pemilihan jenis bahan pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan, dan pengaturan pola pemberian pakan produktivitas ternak kelinci dapat ditingkatkan.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi yang benar tentang
tatalaksana pemberian pakan pada ternak kelinci sehingga dapat dipakai sebagai acuan oleh
peternak dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak kelinci guna menunjang agribisnis
ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan KEBUTUHAN GIZI.
Pemberian pakan harus mengacu kepada kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh kelinci.
Berdasarkan tiga sumber referensiv kebutuhan zat gizi pakan bervariasi.kebutuhan protein kelinci berkisar antara 12?18%, tertinggi pada fase menyusui (18%) dan terendah pada dewasa (12%), kebutuhan serat kasar induk menyusui, bunting dan muda (10?12%), kebutuhan serat kasar kelinci dewasa (14%) sedangkan kebutuhan lemak pada setiap
periode pemeliharaan tidak berbeda (2%) (Tabel 1).
A. KEBUTUHAN BAHAN KERING
Jumlah pakan yang diberikan harus memenuhi jumlah yang dibutuhkan oleh kelinci sesuai
dengan tingkat umur/bobot badan kelinci. Pemberian pakan ditentukan berdasarkan kebutuhan bahan kering. Jumlah pemberian pakan bervariasi bergantung pada periode pemeliharaan dan dan bobot badan kelinci (Tabel 2). Kebutuhan bahan kering pakan berdasarkan periode pemeliharaan berturut-turut muda bobot badan 1,8?3,2 kg (112?173 g/ekor/hari), dewasa bobot badan 2,3?6,8 kg (92?204 g/ekor/hari), induk bunting bobot badan 2,3?6,8 kg (115?251 g/ekor/hari) dan induk menyusui dengan 7 anak bobot badan 4,5 kg (520g/ekor/hari).
     B. PEMILIHAN JENIS BAHAN PAKAN
SITORUS (1982) melaporkan hijauan merupakan bahan pakan utama yang diberikan oleh
peternak kelinci di Jawa dengan jumlah pemberian mencapai 80–90% dari total ransum. Jenisjenis hijauan yang dapat diberikan sabagai pakan kelinci diantaranya rumput lapangan, daun ubi jalar, daun pisang, daun singkong, daun wortel, daun kangkung, kobis, daun turi dan lamtoro. Hijauan yang saya berikan pada tiap har nya,jadi gak selalu wortel/ rerumputan terus yang di berikan pada kelinci kesayangan kita, suapaya kelinci kita tidak merasakan kebosanan pada pakan sehari-hari. melaporkan bahwa ketela rambat dan rumput lapangan merupakan hijauan yang paling baik untuk diberikan pada kelinci. Dari hasil pengamatannya terdapat petunjuk untuk menggunakan hijauan ketela rambat dalam bentuk kering, sehingga jumlah konsumsi bahan kering dapat terjamin. Ternyata daun wortel mempunyai potensi yang baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan kelinci di daerah padat penduduk (lahan sempit) seperti di perkotaan. Upaya lain yang dapat dilakukan adalah pemanfaatan bahan pakan berasal limbah pertanian yang tersedia, murah dan memiliki potensi untuk dimanfaatkan oleh kelinci. tingkat pemberian 10%. Konsentrat untuk bahan pakan kelinci dapat berupa pellet  
(pakan buatan pabrik), atau campuran beberapa bahan pakan diantaranya dedak, bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, ampas tahu, ampas tapioka, bulgur, pakan starter ayam, ubi jalar dan ubi kayu. Pemilihan jenis bahan konsentrat tergantung kepada tujuan, sistem pemeliharaan dan ketersediaan bahan pakan di masing-masing daerah.
     C. POLA PEMBERIAN PAKAN
Imbangan hijauan dan konsentrat
Untuk mendukung kecukupan gizi yang seimbang pemberian hijauan perlu diimbangi dengan
konsentrat. Pada peternakan kelinci intensif hijauan diberikan 60–80%, sisanya konsentrat. Ada juga yang memberikan 60% kosentrat dan sisanya hijauan). Pakan komersial
bentuk pellet yang merupakan campuran hijauan dan kosentrat pada peternakan intensif dibuat
dengan imbangan 50–60% hijauan, 50–40%. Dalam kaitannya dengan pemberian kosentrat,
ternak kelinci Rex yang diberi rumput lapang ad libitum (100%) dan rumput lapang ada libitum ditambah konsentrat, hasil penelitian menunjukkan bahwa performans produksi terbaik ditunjukkan oleh pemberian rumput lapang ad libitum + 60 g kosentrat dengan pertambahan bobot badan sebesar 1191 g/ekor, selama 12 minggu sedangkan pada ternak kelinci yang diberikan rumput lapangan ada libitum tanpa konsentrat, pertambahan bobot badannya hanya sebesar 610 g/ekor dalam waktu yang sama. Bentuk pakan yang diberikan pada kelinci bergantung pada tujuan dan sistem pemeliharaan. Pada beberapa peternakan intensif memformulasikan hijauan dan konsentrat dalam bentuk “pellet” sehingga komposisi bahan keringnya lebih akurat dan peternak tidak perlu lagi memberikan hijuan dalam bentuk segar atau tambahan pakan lain. Namun kendalanya bagi peternak kecil biaya proses pembuatan pellet ini cukup mahal. Untuk kondisi peternak kecil di pedesaan pemberian pakan dengan mengutamakan pemberian beragam
jenis hijauan dan limbah sebagai tambahan seperti dedak, ampas tahu, onggok dan limbah
pertanian lainnya adalah alternatif yang paling memungkinkan dalam upaya meningkatkan produktivitas ternak kelinci secara efisien.

1.    Pemberian hijauan
Sebelum diberikan pada ternak hijauan sebaiknya dilayukan terlebih dahulu dengan cara membiarkan/diangin-anginkan pada ruangan sekitar kandang. Zat toksik pada beberapa hijauan seperti adanya HCN pada daun singkong dapat membahayakan kesehatan ternak. Melalui proses pelayuan zat toksik yang terkandung pada hijauan dapat dikurangi. Selain itu pelayuan dapat menurunkan kadar air hijauan yang sangat basah, dimana hijauan yang basah dapat mengakibatkan kembung (bloat) dan mencret (enteritis) pada kelinci.Diantara jenis hijauan ada yang sangat bergetah bahkan ada struktur hijauan yang dapat menyebabkan gatal-gatal dan merusak mulut kelinci,Untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan pencacahan. Pencacahan dilakukan dengan memotong-motong
hijauan sepanjang 2/3 cm dengan cara manual atau mekanis. Melalui proses pencacahan tekstur hijauan yang kasar dan getah hijauan dapat dikurangi.
2.  Pemberian konsentrat
Konsentrat yang akan diberikan dipilih dari bahan yang disukai, mudah didapat dan tersedia
secara kontinyu. Konsentrat harus bersih, tidak rusak, tidak berjamur. Konsentrat diberikan pada tempat pakan yang mudah dijangkau oleh kelinci. Tempat pakan harus selalu dijaga
kebersihannya, sisa pakan yang sudah berjamur segera dibuang. Kecuali bentuk pellet atau crumble, konsentrat bentuk all mash (tepung) sebaiknya dicampur dengan air panas atau diseduh kemudian dikepal-kepal, selain bermanfaat untuk membunuh organisme penyebab penyakit yang mungkin ada, juga dapat mengaktifkan enzym inhibitor yang
dapat mengurangi kualitas dari konsentrat tersebut. Sebaliknya pemberian konsentrat kering menyebabkan kelinci sering berbangkis dan menyebabkan intake makanan rendah.
Kelinci yang mendapat pakan dari gandum yang telah dikukus menunjukkan pertumbuhan lebih cepat.
3. Pemberian air minum
Air sangat diperlukan untuk melancarkan makanan dalam saluran pencernaan, terlebih lagi
terkait dengan produksi susu bagi induk yang sedang menyusui, Air minum diberikan secara adlibitum. Pemberian dapat dilakukan dengan menyediakan tempat minum pada masing-masing kandang. Pada beberapa peternakan intesif air minum diberikan dengan
sistem nipple yang diinstalasikan pada masing-masing kandang.
Untuk kondisi pedesaan tempat minum dapat dibuat dari bahan yang murah dan mudah didapat misalnya dari bahan plastik yang dilapisi semen sebagai pemberat agar tidak mudah tumpah. Waktu pemberian pakan Walaupun pakan kelinci diberikan secara tak terbatas (adlibitum), namun pemberian secara berangsur angsur dengan pengaturan waktu yang tepat akan lebih mengefisienkan dan mengefektifkan jumlah pakan yang diberikan. Pemberian pakan dilakukan 3 kali sehari. Konsentrat diberikan pada pagi hari sekitar pkl 10:00 setelah pembersihan kandang dan 1/3 bagian hijauan diberikan pada siang hari sekitar pkl 13:00 dan 2/3 bagian hijauan diberikan pada sore hari sekitar pkl 18:00. Mengingat kelinci termasuk binatang malam (noctural), dimana aktivitasnya lebih banyak dilakukan pada malam hari, maka pemberian volume pakan terbanyak pada sore hari sampai malam hari. melaporkan kelinci yang diberi pakan dari pkl 18:00–06:00 bobot badannya lebih tinggi dibanding kelinci yang diberi pakan dari pkl. 06:00–18:00.
KESIMPULAN
Penerapan tatalaksana pemberian pakan secara keseluruhan yang meliputi pemilihan jenis bahan pakan, pemenuhan jumlah kebutuhan dan pengaturan pola pemberian pakan secara tepat sangat menuntut kesungguhan peternak dalam melaksanakannya.
Bahan-baku pakan sebaiknya yang tersedia dan mudah diperoleh di daerah pemeliharaan dengan harga murah. Produktivitas ternak kelinci dapat dioptimalkan guna menunjang pengembangan agribisnis ternak kelinci yang efisien dan menguntungkan.
Sumber:
Peternak Kelinci PROBOLINGGO. Dusun Mangar(RT.015-RW.004),Desa PENDIL,Kec.Banyuanyar.“FADIEL JAKFAR ASSODIQ

Fhadiel Rabbits Peternak Probolinggo



Pemeliharaan Kelinci Hias di Probolinggo

    

Ada beberapa bagian penting dalam cara pemeliharaan kelinci yaitu sebagai berikut:

1.   Cara Memegang Kelinci
Banyak orang yang memegang kelici pada telinganya. Kebiasaan ini salah dan sangat membahayakan karena telinganya akan sakit dan terkulai (kepleh).
Untuk memegang anak kelinci kita dapat memegang bagian belakang (pinggang). Pinggang diangkat ke atas, sedang bagian depan (kepala dan kaki muka) di bawah.
Untuk memegang kelinci besar dan sedang caranya yaitu salah satu tangan memegang leher atau kulit leher, tangan lainnya menyangga (menahan) bagian belakang (pantat).

2. B.  Membedakan Betina dan Jantan
Penentuan betina dan jantan ini dimaksudkan, untuk kepentingan memilih bibit dan memisahkan induk betina dan pejantan dalam kandang sendiri. Untuk memisahkan kelamin dilakukan setelah umur 2 bulan (setelah disapih).
    Cara membedakan jenis kelamin kelinci sebagai berikut. Kelinci dibalik tubuhnya menghadap ke atas, keempat kakinya di atas sedang punggungnya di bawah. Tangan kiri menahan punggung dan pergelangan, tangan kanan menahan kepalanya. Kemudian ibu jari tangan kanan dan telunjuk menekan kemaluannya perlahan-lahan. Bila nampak bentuk tonjolan bulat runcing itu tandanya kelinci jantan, dan bila nampak tonjolan yang bercelah itu tandanya kelinci betina.

3. C.  Mengawinkan Kelinci
Cara mengawinkan kelinci yaitu seekor betina diambil dari kandangnya lalu dimasukkan ke kandang pejantan. Dalam mengawinkan kelinci kita tidak perlu menunggu kelinci betina birahi, jika betina mau dinaiki berarti betina tersebut siap melakukan perkawinan.

4.  D.Tanda Kelinci Bunting
Caranya mencoba memasukkan betina ke kandang jantan. Bila kelinci tak mau dikawini  dengan beberapa kali percobaan , hal ini menunjukkan bahwa kelinci tersebut telah bunting.

5.  E.  Persiapan Saat Kelahiran
Kita perlu menerapkan situasi dan kondisi dalam kandang buatan pada peternakan kita sesuai sarang kelinci alamiah. Kandang yang akan kita buat berlantai bambu, kayu, kawat atau bambu merah maka dengan sendirinya kita harus membuatkan kotak atau peti yang memadai buat melahirkan anak-anak kelinci. Secara garis besar ada 3 macam tanda pada saat kelinci mau melahirkan, yaitu sebagai berikut:
1.    Induk kelinci mulai sibuk mengumpulkan daun kering, mencabuti bulu, dan lain-lain. Kemudian ditaruh dalam sarangnya.
2.    Karena kesibukannya, induk kelinci makannya menjadi berkurang atau memang nafsu makannya berkurang.
3.    Kelinci nampak gelisah, mondar-mandir di sekitar sarang.

Dengan melihat keadaan itu, kita harus mulai mempersiapkan kotak tempat melahirkan dan membuat suasana lingkungan tenang.
A.    Membuat Kotak Tempat Melahirkan.

   Membuat Suasana Lingkungan Tenang
       Hindarkanlah sesuatu yang asing bagi kelinci, atau sesuatu yang membuat kelinci takut. Misalnya kucing, anjing, dan lain-lain. Ketakutan biasanya menyebabkan Induk kelinci keguguran/ melahirkan di luar kandang.
6.  Merawat Anak Kelinci
Biasanya kelinci melahirkan pada waktu malam hari, mungkin malam hari suasananya lebih tenang. Anak-anak kelinci sewaktu dilahirkan belum memiliki bulu jadi harus terlindungi dari hembusan angin langsung dan membutuhkan tempat yang kering. Sampai umur beberapa hari matanya mulai terbuka, kemudian setelah umur 20 hari anak-anak kelinci keluar dari sarangnya dan mulai belajar makan daun-daunan yang lunak.
7.  G.Saat Memindahkan
Anak kelinci harus dipindahkan dari induknya. Gunanya agar induknya dapat mempersiapkan kelahiran anak berikutnya. Pemindahan yang sempurna ialah pada saat kelinci berumur 8 minggu, karena anak kelinci tersebut tidak lagi menyusui induknya atau sudah bisa makan sendiri. Setelah anak kelinci dipindahkan maka induknya bisa dikawinkan dengan pejantan. Sesudah umur 4-5 bulan kelinci sudah menjadi dewasa dan siap sebagai induk/ pejantan.

Makanan bagi kelinci kesayangan

Makanan yang  hanya berdasarkan asal cukup atau banyaknya saja tidak dapat di benarakan dalam usaha memelihara yang baik dan terencana.

a.   Zat Makanan
zat makanan yang di butuhkan kelinci terdiri dari protein, hidrat arang, lemak, dan vitamin.

b.   Bahan Makanan
pada garis besar nya ada tiga macam bahan makanan untuk kelinci yaitu; daun daunan hijau, umbi-umbian, dan biji bijian.

c.   Cara Pemberian Makanan
cara memberi makanan ini di bedakan menurut umur, pertumbuhan,dan maksud memelihaara. Untuk memudahkannya secara garis besar dan semacam patokan untuk pemberian makanan perhari(setiap satu hari) sebagai berikut.

Umur/Kondisi
Berat Kelinci
Berat Makanan
Protein
Mineral Lemak
Mineral
Kelinci muda
2-3 kg
0,12 kg
15%
3%
6%
Kelinci bunting/
2-3 kg
0,15 kg
20%
5%
6%
Kelinci menyusui
5kg
0,125 kg
20%
5%
66%
Kelinci jantan
3 kg
0,15 kg
15%
3%
6%
Kelinci potong
3 kg
0,17 kg
15%
5%
6%

d. Air Minum
Meskipun daun-daunan dan umbi basah banyak mengandung air sekitar 70-90%, tetapi dalam kandangnya juga perlu disediakan ari bersih. Hal ini gunanya agar bila sewaktu-waktu udara terlalu panas kelinci cepat memperoleh air. Sebaliknya, bila udara atau temperature sangat dingin kelinci banyak membutuhkan makanan dari biji-bijian seperti jagung dan katul, untuk menghangatkan tubuh mereka. Selain mengeluarkan kotoran, kelinci juga kencing.